- 1. Adopsi Teknologi Hijau & Inovasi Produksi Bersih
- 2. Tata Kelola yang Baik & Dukungan Pemerintah
- 3. Model Inklusi Sosial & Kekuatan Komunitas
- 1. Jadi inovator dan penggerak digitalisasi koperasi
- 2. Dorong tata kelola koperasi yang transparan dan adaptif
- 3. Bangun komunitas dan gerakan sosial berbasis koperasi
Pada 19 Juni 2024, Majelis Umum PBB menetapkan tahun 2025 sebagai Tahun Koperasi Internasional (International Year of Cooperatives/IYC 2025) dengan tema “Koperasi Membangun Dunia yang Lebih Baik”. Tema ini menegaskan kembali peran koperasi dalam mendorong pembangunan berkelanjutan dan memajukan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) PBB.
Sebagai lembaga ekonomi berbasis anggota, koperasi memiliki posisi unik untuk menciptakan sistem ekonomi yang inklusif, adil, dan ramah lingkungan. Model koperasi tidak hanya berorientasi pada keuntungan finansial, tetapi juga pada kesejahteraan sosial dan pelestarian lingkungan.
Berikut tiga cara bagaimana koperasi bisa menjadi motor ekonomi hijau:
1. Adopsi Teknologi Hijau & Inovasi Produksi Bersih
Banyak koperasi kini mulai mengadopsi teknologi ramah lingkungan. Misalnya, program biogas yang dikembangkan koperasi produsen susu untuk mengubah limbah ternak menjadi energi alternatif dan pupuk organik. Upaya ini bukan hanya mengurangi emisi gas rumah kaca, tetapi juga menekan ketergantungan pada bahan bakar fosil.
Menurut International Cooperative Alliance (ICA), sejumlah koperasi di sektor energi dan kehutanan juga telah menerapkan praktik produksi bersih, efisien, dan berkelanjutan. Hal ini menunjukkan bahwa inovasi hijau bisa tumbuh dari akar komunitas.
2. Tata Kelola yang Baik & Dukungan Pemerintah
Transformasi menuju ekonomi hijau tak lepas dari tata kelola yang baik dan kebijakan yang mendukung. Pemerintah Indonesia, misalnya, melalui berbagai regulasi seperti Pedoman Umum Governansi Koperasi Indonesia (PUG-KOPIN), telah berupaya memperkuat kapasitas koperasi dalam mengakses pembiayaan inklusif, pelatihan, dan pasar yang mendukung prinsip keberlanjutan. Kolaborasi antara pemerintah, koperasi, dan masyarakat menjadi kunci untuk menciptakan ekosistem ekonomi hijau yang solid.
3. Model Inklusi Sosial & Kekuatan Komunitas
Koperasi tumbuh dari semangat gotong royong dan partisipasi anggota. Model ini memungkinkan pembagian nilai ekonomi secara lebih merata serta menumbuhkan rasa memiliki dalam komunitas. Laporan United Nations Department of Economic and Social Affairs (UN DESA) menyebut bahwa koperasi berperan penting dalam meningkatkan kesejahteraan sosial dan inklusi, karena keberlanjutan sejati tidak hanya soal lingkungan, tetapi juga tentang membangun masyarakat yang tangguh dan saling menopang.
Melalui tiga cara tersebut, koperasi menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi dan kelestarian lingkungan bukanlah dua hal yang bertentangan. Justru, keduanya bisa berjalan beriringan jika dikelola dengan nilai-nilai kolaborasi, keadilan, dan solidaritas sosial.
Namun perubahan menuju ekonomi hijau tak akan berarti tanpa partisipasi generasi muda. Anak muda adalah energi baru koperasi. Mereka lebih melek teknologi, kreatif mencari solusi, dan berani bereksperimen dengan ide hijau. Lewat koperasi, mereka bisa mewujudkan mimpi ekonomi yang adil sekaligus menjaga bumi. Berikut beberapa cara sederhana yang bisa dilakukan:
1. Jadi inovator dan penggerak digitalisasi koperasi
Anak muda bisa membawa napas baru ke dunia koperasi dengan memperkenalkan teknologi hijau dan sistem digital. Misalnya, membantu koperasi peternak atau pertanian mengelola data produksi, sistem keuangan, atau rantai pasok lewat aplikasi sederhana.
Inovasi ini dapat meningkatkan efisiensi, mengurangi limbah, sekaligus memperluas pasar koperasi ke ranah digital. Dengan kemampuan digital dan semangat kreatif, anak muda berperan penting menjembatani koperasi tradisional menuju ekonomi hijau berbasis teknologi.
2. Dorong tata kelola koperasi yang transparan dan adaptif
Anak muda juga bisa ikut memperkuat tata kelola koperasi yang baik. Bisa dengan menjadi anggota aktif maupun pengurus muda yang berpikir progresif. Melalui pendekatan berbasis data, keterbukaan informasi, dan sistem administrasi digital, koperasi bisa lebih efisien dan akuntabel.
Anak muda dapat mendorong kolaborasi dengan pemerintah daerah, dinas koperasi, atau lembaga pelatihan agar koperasi memiliki akses terhadap pembiayaan hijau dan pelatihan berkelanjutan. Hal ini dapat memastikan koperasi tetap relevan dan tangguh menghadapi tantangan ekonomi masa depan.
3. Bangun komunitas dan gerakan sosial berbasis koperasi
Kekuatan koperasi terletak pada gotong royong dan partisipasi komunitas, dan inilah ruang paling alami bagi anak muda. Mereka bisa membentuk koperasi pemuda berbasis lingkungan, seperti koperasi daur ulang, koperasi urban farming, atau koperasi wisata hijau di desa.
Selain menciptakan dampak ekonomi, gerakan semacam ini menumbuhkan solidaritas sosial dan kesadaran ekologis di kalangan generasi muda. Melalui aksi kolektif ini, anak muda turut memastikan bahwa keberlanjutan tidak berhenti pada wacana, tapi hidup dalam praktik keseharian masyarakat.
Sudah saatnya koperasi dan pemuda Indonesia mengambil peran strategis sebagai penggerak ekonomi hijau, penopang kesejahteraan sosial, dan penjaga bumi bagi generasi mendatang.
Leave a Reply