Rp13 Triliun Diselamatkan dari Kasus CPO, Bagaimana Jika untuk Membangun Indonesia?

Presiden Prabowo Subianto menyampaikan sambutannya di Gedung Utama Kompleks Kejaksaan Agung RI, Jakarta, pada Senin, 20 Oktober 2025. (Foto: BPMI Setpres)

Bayangkan, Rp13 triliun. Angka yang mungkin sulit dibayangkan, tetapi mari kita turunkan ke hal yang sederhana.

Dengan jumlah itu, bangsa ini bisa merenovasi lebih dari 8.000 sekolah yang sudah mendamba ruang kelas aman bagi anak-anak bangsa.

Atau, dengan dana sebesar itu, Indonesia bisa membangun 600 kampung nelayan modern, tempat keluarga pesisir hidup dengan listrik yang cukup, air bersih, dan fasilitas yang selama 80 tahun kemerdekaan belum pernah mereka rasakan.

Nilai fantastis tersebut berasal dari uang pengganti kerugian negara sebesar dalam perkara tindak pidana korupsi pemberian fasilitas ekspor crude palm oil (CPO) dan turunannya. Pada Senin (20/10/2025) Kejaksaan Agung telah menyerahkan uang tersebut kepada Kementerian Keuangan di Gedung Utama Kompleks Kejaksaan Agung RI, Jakarta, pada Senin, 20 Oktober 2025.

Presiden Prabowo mengajak bangsa Indonesia berpikir tentang makna pemberantasan korupsi. Komitmennya bukan sekadar menghukum, namun juga memperbaiki rumah besar bernama Indonesia. Betapa besar potensi pembangunan yang bisa dilakukan jika uang negara dikelola secara benar dan transparan.

“Rp13 triliun ini bisa kita gunakan untuk memperbaiki, renovasi lebih dari 8.000 sekolah.
Atau membangun 600 kampung nelayan modern dengan fasilitas yang layak, sesuatu yang selama 80 tahun republik ini berdiri belum banyak tersentuh,” ujar Presiden dalam Sidang Kabinet Paripurna yang digelar pada hari peringatan satu tahun pemerintahannya di Istana Negara, Jakarta, Senin (20/10/2025).

Presiden Prabowo menegaskan sikap tegas pemerintahannya terhadap praktik korupsi di Indonesia. Presiden menekankan bahwa tidak ada lagi kasus korupsi yang tidak tersentuh oleh hukum.

“Tidak ada, no more untouchable. Gak ada yang untouchable lagi,” tegas Presiden Prabowo dikutip dari komdigi.go.id.

Pernyataan tersebut bukan sekadar retorika, melainkan penanda arah baru pemerintahan yang berkomitmen menjadikan pemberantasan korupsi sebagai fondasi keadilan sosial dan kesejahteraan nasional.

Tepat satu tahun pertama masa kepemimpinannya, operasi penegakan hukum berhasil menyelamatkan lebih dari Rp13 triliun uang negara, menghentikan aktivitas tambang ilegal dengan potensi kerugian lebih dari Rp100 triliun, serta mengembalikan jutaan hektare lahan sawit yang disalahgunakan kepada negara.

Pernyataan tersebut menggambarkan cara berpikir yang transformatif. Pemberantasan korupsi bukan hanya tindakan reaktif untuk menghukum, melainkan strategi konstruktif untuk memperbaiki fondasi bangsa. Presiden Prabowo mengibaratkan upaya ini seperti merenovasi rumah besar bernama Indonesia.

Membersihkan kebocoran, memperkuat struktur yang rapuh, dan memastikan setiap sudutnya kembali menjadi ruang yang aman dan adil bagi seluruh rakyat.

Program pembangunan desa nelayan modern menjadi salah satu prioritas nyata yang merefleksikan visi tersebut. Hingga akhir tahun 2026, pemerintah menargetkan pembangunan 1.100 desa nelayan modern di berbagai wilayah pesisir Indonesia.

Melalui langkah-langkah konkret ini, komitmen pemerintah dalam memberantas korupsi tidak hanya menegakkan hukum, tetapi juga mengembalikan makna keadilan distributif bahwa kekayaan negara harus kembali menjadi milik rakyat.

Menarik untuk dibaca

Peluru Mencerdaskan Kehidupan Bangsa: Dari Uang Korupsi Jadi Beasiswa LPDP

“LPDP akan saya tambahkan. Uang hasil efisiensi dan uang dari koruptor-koruptor itu, sebagian besar akan kita investasikan untuk masa depan.” Di tengah berbagai tantangan bangsa,…

Transformasi Santri Menjawab Mandat Ekoteologi dan Ekonomi Umat

Hari ini, Hari Santri Nasional 2025 kembali diperingati dengan mengusung tema agung “Mengawal Indonesia Merdeka Menuju Peradaban Dunia.” Momentum tahunan ini menjadi titik tolok strategis…

Langkah Berani Mengubah Wajah Pertanian Indonesia

Untuk pertama kalinya dalam sejarah, harga pupuk nasional turun hingga 20 persen tanpa tambahan anggaran negara. Langkah berani ini menandai dimulainya “Revolusi Pupuk Nasional”, sebuah…

Rp13 Triliun Diselamatkan dari Kasus CPO, Bagaimana Jika untuk Membangun Indonesia?

Bayangkan, Rp13 triliun. Angka yang mungkin sulit dibayangkan, tetapi mari kita turunkan ke hal yang sederhana. Dengan jumlah itu, bangsa ini bisa merenovasi lebih dari…

Data Desa Presisi Jadi Fondasi Kopdes Merah Putih Tepat Sasaran

Pengelolaan koperasi kini tidak lagi cukup hanya berlandaskan asas kekeluargaan dan musyawarah, tetapi wajib berbasis Data Desa Presisi (DDP) yang aktual. DDP memastikan dan menjamin…

Strategi Bertahan Cerdas, Begini Cara Mengelola Job Hugging

Beberapa tahun lalu, dunia kerja diramaikan oleh fenomena job hopping, yaitu kebiasaan berpindah-pindah pekerjaan demi gaji dan posisi yang lebih baik. Kini, muncul tren yang…

Dorong Diplomasi Gastronomi, Indonesia Siapkan Guru Kuliner Berstandar Internasional

Indonesia memiliki harta karun kuliner yang tak tertandingi. Dari pedasnya Rendang hingga kaya rempahnya Sate Lilit. Namun, untuk mengubah kekayaan rasa ini menjadi kekuatan ekonomi…

Indonesia Siap Buka Jalan Karier bagi Lulusan Baru

Hingga 19 Oktober 2025, Program Magang Lulusan Perguruan Tinggi (Magang Bergaji) melalui platform Magang Hub telah mencatat 1.668 perusahaan yang siap membuka peluang, dengan 349.601…

Presiden Prabowo Beri 3 Arahan Penting, Apa Saja?

Presiden Prabowo Subianto memimpin rapat terbatas bersama jajaran kabinet Merah Putih di Kertanegara, Jakarta, Kamis (16/10/2025), dan memberikan tiga arahan strategis. Secara garis besar, Presiden…

3 Cara Koperasi dan Anak Muda Gerakkan Ekonomi Hijau

Daftar Isi1. Adopsi Teknologi Hijau & Inovasi Produksi Bersih2. Tata Kelola yang Baik & Dukungan Pemerintah3. Model Inklusi Sosial & Kekuatan Komunitas1. Jadi inovator dan…

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *